Melalui blog ini kami melayani penjualan obat resep, bebas, produk herbal dan sharing konsultasi obat.
(kecuali obat penenang, prikotropika dan narkotika)

Pemesanan dapat dilakukan via SMS/ WhatsApp di No 0815-1396-4563
9.00 WIB - 17.00 WIB

Maaf untuk harga tercantum bukan harga saat ini

VISITOR

Senin, 14 April 2014

MICROGYNON PIL KB

 
 
 
 


 

Komposisi: 
 21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet  laktosa / plasebo.
 

Indikasi:
Kontrasepsi oral
 


Kontra Indikasi:
Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) tidak boleh digunakan jika terdapat salah satu dari keadaan yang tercantum di bawah ini. Jika salah satu dari keadaan tersebut terjadi untuk pertama kali sewaktu pemakaian KOK, pemakaiannya harus segera dihentikan.
- Adanya atau riwayat trombotik/tromboembolik vena atau arteri yang pernah terjadi (misatnya trombosis vena dalam, embotisme paru-paru, infark miokardial) atau serangan pada pembuluh darah otak.
- Adanya atau riwayat prodomi trombosis (misalnya serangan iskemik sementara, angina pectoris).
- Riwayat migren dengan gejala-gejala neurologi fokal.
- Diabetes meillitus yang berkaitan dengan pembuluh darah.
- Adanya faktor risiko yang hebat atau berganda pada trombosis vena atau arteri mungkin pula merupakan suatu kontra indikasi (lihat pada "Peringatan dan perhatian”).
- Pankreatitis atau riwayatnya yang diasosiasikan dengan hipertrigliseridemia yang parah.
- Adanya atau riwayat penyakit hati yang parah selama fungsi hati belum kembali normal.
- Adanya atau riwayat adanya tumor hati (jinak atau ganas).
- Diketahui atau dicurigai adanya keganasan yang di¬pengaruhi oleh hormon seks (contohnya dari organ kelamin atau payudara).
- Perdarahan vagina yang tidak bisa terdiagnosa.
- Adanya atau diperkirakan adanya kehamilan.
- Hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat-zat tambahan.
- Riwayat herpes gestationis.
- Sickle-cell anaemia


Cara kerja obat
Efek kontrasepsi KOK (Kontrasepsi Oral Kombinasi) didasar¬kan atas interaksi beberapa faktor, yang terpenting di antaranya terlihat sebagai inhibisi ovulasi dan perubahan-¬perubahan sekresi leher rahim. Di samping sebagai perlindung¬an terhadap kehamilan, KOK mempunyai beberapa sifat positif, di samping efek-efek negatif (lihat Peringatan, Efek samping), yang berguna dalam menentukan metoda kontrol kelahiran. Siklus menjadi lebih teratur dan menstruasi tidak terlalu nyeri dan perdarahan menjadi sedikit. Hal terakhir ini menyebabkan penurunan terjadinya kekurangan zat besi. Di samping itu, terdapat bukti penurunan risiko kanker rahim dan kanker indung telur. Terlebih lagi, KOK dengan dosis yang lebih tinggi (0.05 mg Etinilestradiol), menunjukkan penurunan terjadinya kista ovarium, penyakit radang panggul, tumor jinak pada payudara, dan kehamilan ektopik. Apakah hal ini juga berlaku pada KOK dosis-rendah masih perlu dibuktikan.

Dosis dan Cara Pemakaian
Bagaimana cara minum Microgynon
Tablet diminum sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada kemasan setiap hari pada waktu yang sama dengan air secukupnya. Tablet diminum secara terus-menerus.
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis. Perdarahan lucut biasanya terjadi pada hari ke 2-3 setelah mulai minum tablet plasebo dan belum tentu berhenti sebelum kemasan berikutnya dimulai.

Bagaimana mulai minum Microgynon
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu).
Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama dianjur¬kan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.

Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada saat itu.

Pindah dari kontrasepsi oral kombinasi (KOK) yang lain.
Wanita dianjurkan untuk memulai Microgynon sebaiknya pada hari setelah pemakaian tablet aktif terakhir dari KOK sebelumnya, tetapi selambat-lambatnya pada hari pertama setelah masa-bebas-tablet atau masa-minum-plasebo dari KOK sebelumnya.

Pindah dan metoda progestogen saja (minipil, injeksi, implant) atau sistem intra uterus (IUS) yang melepaskan progestogen.
Wanita dapat berpindah dari metoda minipil kapan saja (metoda implant atau metoda IUS pada hari dilepaskannya implant, metoda injeksi ketika injeksi berikutnya dijadwal¬kan), tetapi sebaiknya untuk semua keadaan ini dianjurkan untuk menambah metoda pencegahan selama 7 hari pertama minum tablet.

Setelah keguguran trimester-pertama.
Wanita boleh segera menggunakannya. Jika hat itu dilakukan, dia tidak perlu menggunakan cara kontrasepsi tambahan.

Setelah melahirkan atau setelah keguguran trimester kedua.
Untuk wanita menyusui lihat bagian Kehamilan dan Menyusui.
Wanita dianjurkan untuk mulai pada hari ke-21 sampai ke-28 setelah melahirkan atau setelah keguguran trimester kedua. Jika dimulai lebih lambat, wanita dianjurkan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari-pertama minum tablet. Bagaimanapun juga, jika telah terjadi senggama, kehamilan harus dipastikan tidak terjadi sebelum mulai minum Microgynon atau wanita harus menunggu sampai masa menstruasinya yang pertama.

Penatalaksanaan tablet yang terlupa
Lupa minum tablet plasebo dapat diabaikan. Walaupun demikian, tablet tersebut harus dibuang untuk mencegah ketidaksengajaan memperpanjang masa minum tablet placebo. Anjuran berikut hanya berlaku untuk tablet aktif: jika pemakai terlambat minum tablet kurang dari 12 jam, daya perlindungan kontrasepsinya tidak berkurang. Wanita harus meminum tablet segera saat ia ingat dan harus meminum tablet berikutnya pada waktu yang telah ditetapkan.

Jika terlambat meminum tablet lebih dari 12 jam, daya perlindungan kontrasepsinya mungkin berkurang. Penatalaksanaan tablet yang terlupa dapat mengikuti dua aturan dasar berikut ini:

1. Pemakaian tablet harus terus dilanjutkan lebih dari 7 hari.
2. 7 hari pemakaian tablet yang terus menerus diperlukan untuk mendapatkan penekanan yang memadai pada sumbu hipotalamus-pituitari-indung telur.
Dengan demikian, saran berikut dapat diberikan dalam praktek sehari-hari:

Minggu ke-1
Pemakai harus meminum tablet yang terlupa terakhir segera setelah dia mengingatnya, walaupun ini berarti meminum dua tablet secara bersamaan. Ia kemudian melanjutkan minum tablet pada waktu yang telah ditetapkan. Sebagai tambahan, supaya digunakan metoda pencegahan seperti kondom selama 7 hari berikutnya. Jika terjadi senggama dalam masa 7 hari sebelum tablet yang terlupa pertama, haruslah dipertimbangkan kemungkinan terjadinya kehamilan. Makin banyak tablet yang terlupa dan makin dekat tertupanya ke masa minum tablet plasebo, makin tinggi risiko terjadinya kehamilan.

Minggu ke-2
Pemakai harus meminum tablet yang terlupa terakhir segera setelah dia mengingatnya, walaupun ini berarti meminum dua tablet secara bersamaan. Ia kemudian melanjutkan minum tablet pada waktu yang telah ditetapkan. Jika wanita tersebut telah meminum tabletnya secara benar dalam masa 7 ban sebelum tablet yang tertupa, tidak perlu untuk menggunakan tambahan pencegahan kontrasepsi. Tetapi, kalau bukan demikian yang terjadi, atau jika dia lupa lebih dari 1 tablet, wanita tersebut dianjurkan supaya mengguna¬kan pencegahan tambahan selama 7 hari berikutnya.

Minggu ke-3
Risiko berkurangnya daya keampuhan sangat nyata karena makin mendekatnya masa minum tablet plasebo. Walaupun demikian, dengan mengatur jadwal minum tablet, berkurangnya perlindungan kontrasepsi dapat dicegah. Dengan mengikuti salah satu dari dua pilihan berikut, tidak pertu menggunakan tambahan pencegahan kontrasepsi, asalkan dalam masa 7 hari sebelum tablet yang terlupa pertama, wanita itu tetah meminum semua tablet dengan benar. Jika tidak demikian halnya, wanita itu dianjurkan untuk mengikuti pilihan pertama dari dua pilihan berikut ini dan untuk menggunakan pencegahan tambahan untuk masa 7 hari berikutnya.

1. Pemakai harus meminum tablet yang terlupa terakhir segera setelah dia mengingatnya, walaupun ini berarti dia meminum dua tablet secara bersamaan. Dia kemudian melanjutkan meminum tablet pada waktu yang telah ditetapkan sampai tablet aktifnya habis. Ketujuh tablet plasebo harus dibuang. Kemasan berikutnya harus dimulai segera. Pemakai mungkin tidak mengalami perdarahan lucut sampai habisnya tablet aktif pada kemasan kedua, tetapi dia mungkin mengalami perdarahan bercak atau perdarahan antar siklus dalam masa minum-tablet.
2. Wanita pemakai dapat juga dianjurkan untuk menghenti¬kan minum tablet dari kemasan yang sekarang. Dia kemudian menjalani masa bebas-tablet sampai 7 hari, termasuk hari dimana dia lupa minum tablet, dan kemudian dilanjutkan dengan kemasan berikutnya.
Jika wanita pemakai lupa minum tablet dan setelah itu tidak mengalami perdarahan lucut pada masa minum tablet plasebo, Kemungkinan terjadinya kehamilan harus dipertimbangkan.

Anjuran pada kasus gangguan lambung
Dalam kasus gangguan lambung parah, absorbsi tidak sempurna dan sebaiknya digunakan alat kontrasepsi tambahan.
Jika terjadi muntah-muntah dalam waktu 3-4 jam setelah minum tablet, anjuran mengenai tablet yang terlupa pada bagian "Penatalaksanaan tablet yang terlupa" dapat diberlakukan. Jika wanita tersebut tidak mau merubah jadwal minum-tabletnya yang normal, dia harus mengambil tablet tambahan yang diperlukan dari kemasan lain.

Bagaimana menggeser atau menunda masa menstruasi
Untuk menunda masa menstruasi, wanita pemakai harus melanjutkan dengan kemasan Microgynon yang lain tanpa minum tablet plasebo dari kemasan yang sekarang. Perpanjangan dapat diteruskan selama yang diinginkan sampai akhir tablet aktif dari kemasan kedua. Dalam masa perpanjangan, wanita pemakai mungkin mengalami perdarahan antar siklus atau perdarahan bercak. Pemakaian Microgynon seperti biasanya dilanjutkan kembali setelah masa minum tablet plasebo.
Untuk menggeser masa menstruasinya ke hari lain dalam minggu itu dari yang biasa terjadi dengan jadwal yang sekarang, dia dianjurkan untuk memperpendek masa minum tablet placebo yang akan datang sebanyak hari yang dia inginkan. Makin pendek masa istirahat, makin besar risiko dia tidak mengalami perdarahan lucut dan akan mengalami perdarahan antar siklus dan perdarahan bercak selama masa pemakaian kemasan kedua (sama seperti menunda menstruasi).

Kelebihan dosis
Tidak ada laporan tentang efek yang merusak karena kelebihan dosis. Kelebihan dosis dapat mengakibatkan: rasa mual, muntah dan pada wanita, perdarahan lucut. Tidak ada obat penangkal yang spesifik dan pengobatannya bersifat simptomatis.

Efek pada kemampuan mengemudi dan penggunaan mesin
Tidak ada efek samping yang teramati.

Efek Sampling
Efek samping yang sangat serius berkaitan dengan pemakaian KOK tertera pada bagian "Peringatan".
Efek samping lain telah dilaporkan pada pemakai KOK tetapi yang kaitannya belum dibenarkan dan juga belum dibantah adalah:
Payudara : sensitivitas, nyeri, pembesaran dan sekresi.
Sistem saraf pusat : sakit kepala, migren, perubahan libido, depresi/perubahan suasana hati.
Saluran pencernaan : mual, muntah dan keluhan lambung lainnya.
Kulit : berbagai gangguan kulit (contohnya: ruam, erythema nodosum, erythema multiforme).
Urogenital : perubahan sekresi vagina, perubahan menstruasi, perdarahan antar menstruasi.
Mata : intoleransi terhadap lensa kontak.
Lain-lain : retensi air, perubahan berat badan, reaksi hipersensitivitas.
Pada wanita yang sensitif, penggunaan Microgynon kadang-kadang dapat menimbulkan kloasma yang semakin parah apabila terkena sinar matahari. Wanita ini harus menghindari paparan sinar matahari yang terlalu lama.

Peringatan dan Perhatian:
Peringatan
Jika terdapat salah satu dari faktor risiko/keadaan yang tersebut dibawah ini, manfaat pemakaian KOK haruslah diukur terhadap kemungkinan risiko bagi setiap individu wanita dan dibicarakan dengan wanita tersebut sebelum dia memutuskan untuk mulai menggunakannya. Dalam hal bertambahnya, memburuknya atau kemunculan pertama salah satu dari kondisi atau faktor risiko, wanita pemakai harus menghubungi dokternya. Dokter selanjutnya harus memutuskan apakah pemakaiannya harus dihentikan.

Gangguan peredaran darah
Studi epidemiologi tetah menganjurkan hubungan antara penggunan KOK dan peningkatan risiko trombosis vena dan arteri dan penyakit tromboemboli seperti infark miokardial, stroke, thrombosis vena dalam, dan embolisme paru-paru. Keadaan ini jarang terjadi.

Tromboembolisme vena (VTE), yang timbul sebagai trombosis vena dalam dan/atau embolisme paru-paru, dapat terjadi selama pemakaian semua KOK. Perkiraan kejadian VTE berhubungan dengan kehamilan yaitu 60 per 100.000 kehamilan.
Jarang sekali, trombosis dilaporkan terjadi pada pembuluh darah lain, misalnya hati, mesenteric, renal, vena dan arteri cebrebral atau retina, padaa pengguna KOK. Tidak ada kesepakatan apakah timbulnya keadaan ini berhubungan dengan penggunaan KOK.

Gejala terjadinya thrombosis/tromboemboli vena atau arteri atau serangan pada pembuluh darah otak dapat mencakup: nyeri atau pembengkakan salah satu kaki; nyeri hebat yang tiba-tiba pada dada, apakah merambat ke lengan kiri atau tidak; sesak nafas mendadak; serangan batuk mendadak; sakit kepala yang berkepanjangan, parah dan tidak biasa; kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya secara tiba-tiba; diplopia; susah berbicara atau aphasia; vertigo; roboh dengan atau tanpa serangan fokal; kelemahan atau mati rasa tiba-tiba mempengaruhi salah satu sisi atau salah satu bagian badan; ganguan motorik, sakit perut akut.

Risiko kejadian trombotik/tromboembolik vena atau arteri atau serangan padaa pembuluh darah di otak meningkat dengan:
- Umur;
- Merokok (perokok berat dan meningkatnya umur lebih meningkatkan risiko, terutama pada wanita diatas umur 35 tahun);
- Riwayat keluarga yang positif (yaitu tromboembotisme vena atau arteri pada saudara kandung atau orang tua pada usia yang relatif muda). Jika diduga ada kecenderungan faktor kerturunan, wanita pernakai harus dirujuk kepada dokter spesialis untuk mendapatkan saran sebelum memutuskan untuk menggunakan KOK apapun;
- Kegemukan (indek massa tubuh diatas 30 kg/m2);
- Dislipoproteinemia;
- Hipertensi;
- Migren;
- Penyakit katup jantung;
- Fibritasi atrium;
- Lumpuh berkepanjangan, pembedahan besar, pembedahan pada kaki, atau trauma besar. Dalam keadaan ini, dianjurkan untuk menghentikan penggunaan KOK (dalam kasus pembedahan pilihan sekurang-kurangnya 4 minggu sebelumnya) dan tidak dimulai kembali sampai dua minggu setelah bebas dari keadaan diatas.

Tidak ada kesepakatan tentang kemungkinan peranan dari varises pada vena dan tromboflebitis superfisial pada tromboembolisme vena.
Peningkatan risiko tromboemboli dalam purperium harus dipertimbangkan (untuk informasi pada kehamilan dan menyusui lihat bagian "Kehamilan dan Menyusui").
Keadaan medis lain yang berhubungan dengan keadaan peredaran darah yang merugikan termasuk diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik, sindroma uremik hemolitik, penyakit radang usus besar yang kronis (penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, penyakit sickel cell dan subarachnoid haemorrhage.
Peningkatan frekuensi atau keparahan migren selama pemakaian KOK (yang mungkin merupakan pendahuluan dari kelainan pembuluh darah otak) dapat menjadi alasan untuk menghentikan pemakaian KOK dengan segera.
Faktor biokimia yang bisa menunjukkan kecenderungan bawaan atau yang didapat belakangan untuk trombosis arteri atau vena termasuk resistensi terhadap Protein Aktif C (APC), hiperhomosisteinemia, defisiensi antitrombin-III, defisiensi protein C, defisiensi protein S, antibodi antifosfolipid (antibodi anticardiolipin, antikoagulan lupus).
Dalam mempertimbangkan risiko/manfaat, dokter harus memikirkan bahwa pengobatan yang cukup untuk suatu kondisi dapat menurunkan risiko trombosis yang terkait dan bahwa risiko yang berhubungan dengan kehamilan lebih tinggi daripada risiko yang berhubungan dengan pemakaian KOK dosis rendah (< 0.05 mg Etinitestradiol).

Tumor
Peningkatan risiko kanker mulut rahim pada pemakai KOK jangka panjang telah ditaporkan dalam beberapa penetitian epidemiotogi, tetapi terdapat perbedaan pandang yang berkelanjutan tentang sampai dimana penemuan ini diakibatkan oleh efek-efek buruk dari perilaku seksual dan faktor-faktor lain seperti human papilloma virus (HPV).
Sebuah meta analisa dari 54 penelitian epidemiotogi melaporkar bahwa terjadi sedikit peningkatan risiko relatif (rr = 124) dari kanker payudara yang didiagnosa pada wanita yang sedang menggunakan KOK. Pola yang teramati dari peningkatan risiko mungkin disebabkan oleh diagnosa dini kanker payudara pada pemakai KOK, efek biologis KOK atau kombinasi keduanya. Diagnosa tambahan kanker payudara pada wanita yang sedang menggunakan KOK atau pada wanita yang menggunakan KOK pada 10 tahun terakhir cenderung terlokalisir di payudara daripada wanita yang bukan pemakai KOK. Kanker payudara jarang terjadi pada wanita dibawah 40 tahun apakah pemakai KOK atau bukan. Meskipun risiko dengan latar belakang ini meningkat dengan pertambahan umur, peningkatan jumlah kanker payudara yang terdiagnosa pada pemakai yang sedang mengunakan KOK atau pernah memakai KOK kecil hubungannya dibandingkan risiko keseluruhan dari kanker payudara.

Faktor risiko terpenting kanker payudara pada pemakai KOK adalah usia wanita yang berhenti menggunakan KOK; makin tua usia pada saat berhenti memakai, semakin ter¬diagnosa adanya kanker payudara. Lama pemakaian kurang penting dan risiko tambahan secara bertahap hilang dalam kurun waktu 10 tahun setelah berhenti memakai KOK sebagai¬mana dengan 10 tahun hal itu muncul secara berlebihan. Kemungkinan peningkatan risiko kanker payudara harus didiskusikan dengan pemakai dan diperhitungkan terhadap bukti bahwa pemakaian KOK dapat memberikan proteksi yang bermakna terhadap risiko berkembangnya kanker lain (seperti kanker rahim dan kanker indung tetur).
Alasan untuk segera menghentikan pemakaian KOK:
1. Kejadian pertama kali, atau memburuknya, migren atau sakit kepala yang seringkali atau sakit kepala yang parah yang tidak seperti biasanya.
2. Gangguan pengelihatan, pendengaran atau pemahaman yang tiba-tiba.
3. Gejala-gejala awal tromboplebitis atau tromboemboli (seperti nyeri yang tidak biasa atau pembengkaan pada kaki, nyeri dada saat bernafas atau batuk tanpa sebab yang jelas). Rasa sakit dan sesak di dada.
4. Enam minggu sebelum operasi besar (seperti abdominal, ortopedi), operasi pada kaki, perawatan untuk varicose veins atau lumpuh yang berkepanjangan, seperti pasca kecelakaan atau operasi. Jangan mulai menggunakan KOK dulu sampai 2 minggu sesudah benar- benar putih. Pada kasus operasi darurat, trombosis profilaksis biasanya terindikasi seperti subkutan heparin.
5. Awal dari sakit kuning, hepatitis, gatal pada seluruh tubuh.
6. Peningkatan serangan epilepsi secara mendadak.
7. Tekanan darah naik secara signifikan.
8. Awal depresi yang parah.
9. Nyeri pada rongga perut atas atau pembengkakan hati yang parah.
10. Memburuknya kondisi yang diketahui dapat menjadi parah selama pemakaian KOK atau kehamilan.
11. Kehamilan adalah suatu alasan untuk segera menghentikan penggunaan KOK karena hal ini disarankan oleh berbagai penelitian bahwa pemakaian KOK pada awal kehamilan akan sedikit meningkatkan risiko cacat janin. Penelitian lainnya tidak mendukung penemuan ini. Karenanya kemungkinan itu tidak bisa dikesampingkan, tapi yang pasti bahwa jika risiko tersebut memang ada, hat itu sangatlah kecil
Jarang sekati tumor hati yang jinak, dan tebihjarang lagi, tumor hati yang ganas dilaporkan terjadi pada pengguna KOK. Dalam kasus terpisah, tumor-tumor ini mengarah kepada perdarahan intra-abdominal yang membahayakan jiwa. Adanya tumor hati haruslah dipertimbangkan pada diagnosa diferensial jika terjadi nyeri perut atas, pembengkakan hati atau tanda-tanda perdarahan intra-abdominal pada wanita pengguna KOK.

Kondisi lainnya
Wanita dengan hipertrigliserida, atau dari riwayat keluarga, dapat mengalami risiko peningkatan pancreatitis jika menggunakan KOK. Wataupun sedikit kenaikan tekanan darah telah dilaporkan terjadi pada wanita pemakai KOK, secara klinis jarang terjadi peningkatan yang berkaitan. Walaupun demikian, jika terjadi kenaikan tekanan darah yang bermakna secara klinis dan terus menerus selama pemakaian KOK maka amatlah bijaksana bagi dokter untuk menghentikan pemakaian KOK dan mengobati hipertensinya. Jika dirasa tepat, penggunaan KOK dapat dilakukan lagi,jika nilai tekanan darah normal dapat dicapai dengan pengobatan antihipertensi.
Kondisi-kondisi berikut memerlukan pengawasan medis yang ketat selama pengobatan dengan KOK. Memburuknya atau timbulnya untuk pertama kali beberapa kondisi yang mengindikasikan untuk berhenti memakai KOK: diabetes militus, atau suatu kecenderungan diabetes militus (seperti glikosuria yang tidak jelas), hipertensi, varicose veins, riwayat phlebitis, otosklerosis, multiple sclerosis, epilepsy, porphyria, tetany, gangguan fungsi hati, Sydenham's chorea, disfungsi ginjal, riwayat keluarga untuk gangguan penggumpalan darah, obesitas, riwayat keluarga untuk kanker payudara, dan riwayat pasien pada penyakit payudara ganas, riwayat depresi klinis, systemic lupus erythematosus, uterine fibroids dan migren, gall-stone, penyakit kardio¬vaskular, kloasma, asma, intoleransi terhadap lensa kontak, atau berbagai penyakit yang cenderung memburuk selama kehamilan. Beberapa wanita akan mengalami amenore atau oligomenore sesudah berhenti memakai KOK, terutama jika kondisi-kondisi ini ada sebelum menggunakan KOK. Para wanita harus dijelaskan mengenai kemungkinan ini.
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif telah dihubungkan dengan pemakaian KOK.
Kadang kala kloasma bisa terjadi, terutama pada wanita yang mempunyai riwayat kloasma gravidarum. Wanita yang cenderung mengatami kloasma harus menghindari paparan sinar matahari atau radiasi ultraviolet pada saat memakai KOK.

Pemeriksaan medis / konsultasi
Riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh harus ditakukan sebelum permulaan pemakaian atau pemakaian kembali KOK, dipandu oleh kontraindikasi dan peringatan dan harus diulang secara berkala. Pengkajian medis secara berkala juga penting, karena kontraindikasi (seperti serangan iskemik sementara, dll) atau faktor risiko (seperti trombosis arteri atau vena dalam riwayat keluarga) bisa timbul untuk pertama kali selama pemakaian KOK. Frekuensi dan jenis pengkajian ini haruslah didasarkan pada petunjuk pemakaian dan disesuaikan dengan wanita per individu tapi pada umumnya harus mencakup rujukan khusus mengenai tekanan darah, payudara, organ perut dan panggul, termasuk sitologi servik.
Wanita harus diberikan penerangan bahwa kontrasepsi oral tidak melindunginya dari infeksi HIV (AIDS) dan penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan kelamin.

Penurunan khasiat
Khasiat KOK mungkin berkurang dalam hal misalnya tablet yang terlupa (bagian Penatalaksanaan tablet yang terlupa), gangguan lambung (bagian Gangguan lambung) selama minum tablet aktif atau pengobatan secara bersamaan (bagian Interaksi dengan obat lain dan bentuk interaksi lain).

Kontrol siklus yang berkurang
Dengan semua KOK, perdarahan yang tidak teratur (perdarahan bercak atau perdarahan antar siklus) dapat terjadi, terutama selama bulan pertama pemakaian. Karena itu, evaluasi terhadap setiap perdarahan yang tidak teratur hanyalah berarti setelah masa penyesuaian sekitar tiga siklus.
Jika ketidakteraturan perdarahan bertahan atau terjadi setelah sebelumnya mendapat haid yang teratur, maka penyebab non-hormonal haruslah dipertimbangkan dan tindakan diagnostik yang memadai dilakukan untuk menghindari adanya keganasan atau kehamilan. Tindakan ini termasuk kuretase.
Pada beberapa wanita perdarahan lucut mungkin tidak terjadi selama masa tablet plasebo. Jika KOK telah digunakan menurut aturan yang dijelaskan pada bagian Dosis dan cara pemakaian, tidak mungkin wanita tersebut hamil. Bagaimana pun juga,jika KOK tidak digunakan menurut petunjuk sebelum tidak datangnya perdarahan lucut yang pertama kali atau jika dua kali perdarahan lucut tidak datang, kehamilan harus dipastikan tidak terjadi sebelum pemakaian KOK dianjutkan.

Interaksi
Interaksi antara kontrasepsi oral dan obat lain dapat menimbulkan perdarahan antar siklus dan/atau kegagalan kontrasepsi. Interaksi berikut sudah dilaporkan dalam literatur.

Metabolisme Hepatik: Interaksi dapat terjadi dengan obat¬-obatan yang menyebabkan enzim mikrosomal yang dapat menghasilkan peningkatan pengeluaran hormon seks (seperti Phenytoin, Barbiturat, Pirimidon, Carbamazepin, Rifampicin, dan mungkin juga Oxcarbazepin, Topiramat, Felbamat, Ritonavir, Griseofulvin, dan produk yang mengandung St John's wort).

Gongguan sirkulasi enterohepatik: beberapa laporan klinis menyatakan bahwa sirkulasi enteronepatik estrogen dapat turun jika diberikan beberapa antibiotik tertentu sehingga akan menurunkan konsentrasi Etinitestradiot (seperti Penisilin, Tetrasiklin).

Wanita yang sedang dalam perawatan dengan obat-obat tersebut sebaiknya untuk sementara menggunakan metode pencegahan sebagai tambahan terhadap metoda KOK atau memilih metode kontrasepsi yang lain. Dengan obat-obatan yang menginduksi enzim mikrosomat, metode penghalang harus digunakan selama pemakaian obat-obatan tersebut dan selama 28 hari setelah berhenti memakai. Wanita yang sedang dalam perawatan dengan antibiotik (kecuati Rifampisin dan Griseofulvin) harus menggunakan metode pencegahan sampai 7 hari setelah berhenti memakai. Jika priode selama penggunaan metode pencegahan melewati tablet aktif terakhir dalam kemasan KOK, tablet placebo haruslah dibuang dan kemasan KOK berikutnya bisa dimulai.

Kontrasepsi oral dapat mengganggu metabolisme obat lain. Oleh karena itu, konsentrasi jaringan dan plasma bisa terpengaruh (seperti Siklosporin dan Teofilin).
Catatan: Informasi resep dari pengobatan secara bersamaan harus dikonsultasikan untuk mengidentifikasi interaksi potensial.

Pemeriksaan laboratorium
Penggunaan kontrasepsi steroid dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, termasuk parameter biokimia dari hati, tiroid, fungsi ginjal dan anak ginjal, tingkat plasma (bawaan) protein, misalnya globulin pengikat Kortikosteroid, dan fraksi lipid/lipoprotein, parameter metabolisma karbohidrat dan parameter koagulasi dan fibrinolisis. Perubahan biasanya tetap dalam batas laboratorium yang normal

Kehamilan dan menyusui
Pemakaian Microgynon tidak diperbolehkan selama kehamilan. Jika kehamilan terjadi selama pengobatan dengan Microgynon, pemakaian selanjutnya harus segera dihentikan.
Walaupun demikian, studi epidemologi lebih jauh menyatakan tidak ada peningkatan risiko cacat lahir pada anak-anak yang ditahirkan oleh wanita yang menggunakan KOK pada awal kehamilan, dan tidak ada efek teratogenik jika KOK digunakan secara tidak sengaja selama kehamilan dini.
Laktasi dapat dipengaruhi oleh KOK, karena KOK dapat menurunkan kuantitas dan merubah komposisi air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, penggunaan KOK secara umum tidak direkomendasikan sampai ibu benar-benar menyapih anak¬nya. Sedikit kontrasepsi steroid dan/atau metabolitnya dapat diekskresikan ke dalam air susu ibu (ASI) walaupun tidak ada bukti bahwa ini dapat mempengaruhi kesehatan bayi.


Simpanlah semua obat dengan baik dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Simpanlah di bawah 30°C

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar